Volume 1 Prolog
Option Chapter
Volume 1 PrologChapter
Novel
Setting
Font
Volume
Novel
Prolog
Apa acara paling seru dalam kehidupan sekolah?
Festival budaya, hari olahraga, karyawisata—ada banyak sekali acara besar. Tapi kalau kita bicara tentang sesuatu yang sering terjadi dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bukankah itu pindah tempat duduk?
Rasa ingin duduk di dekat teman-teman, harapan untuk lebih dekat dengan gebetan—campuran antara kegembiraan dan kegugupan. Di antara semua acara sekolah yang rutin, inilah salah satu yang benar-benar membuat jantung berdebar kencang.
...Tidak, tunggu dulu. Yang menikmatinya hanyalah para ekstrovert.
Pernahkah mereka memikirkan perasaan para introvert sepertiku, para penyendiri yang hidup dalam bayang-bayang mereka?
Berharap mendapat tempat duduk tersembunyi di pojok kelas, berharap setidaknya dikelilingi teman-teman sekelas yang tidak mencolok, pernahkah mereka memikirkan hal itu?
Bagi seorang introvert penyendiri, pindah tempat duduk, bisa dibilang, adalah acara yang paling menegangkan. Ini pertaruhan berisiko tinggi dengan imbal hasil hampir nol, di mana kamu terpaksa meninggalkan tempat duduk yang akhirnya kamu terbiasa.
Hanya penyendiri introvert lain yang bisa mengerti rasanya direnggut dari tempat duduk yang sempurna itu—tempat di mana kamu bisa membaca light novel mu dengan tenang dan damai.
Benar sekali. Ini sesuatu yang hanya bisa dipahami oleh orang sepertiku, sesama penyendiri.
Dan yang lebih parah lagi, dalam kasusku, tempat duduk baruku harus...
"Hei! Mampir ke Starbucks yuk dalam perjalanan pulang hari ini! Airi, aku mau coba Frappuccino yang baru!"
"Starbucks lagi? Aku lagi kekurangan uang bulan ini."
"Fufu, kalau begitu aku akan mentraktirmu, Yuria. Dengan begitu, kamu akan ikut, kan?"
"Y-Yah… kalau Ruri bersikeras begitu…"
"Kalau begitu beres! Nah, sisanya—"
Tiga gadis cantik duduk di depanku, di sebelah kiriku, dan di sebelah kananku. Semua tatapan mereka tertuju padaku sekaligus.
"Tentu saja, Ryouta, kau juga ikut dengan kami!"
Karena perubahan tempat duduk itu, entah kenapa, aku jadi dikelilingi oleh tiga gadis tercantik di kelas.
Dan karena itu, aku akhirnya mengetahui rahasia mereka… rahasia yang akan membuatku terjerat dengan mereka dalam lebih dari satu cara.
Tak seorang pun—tidak, tanpa ragu, hanya aku yang bisa mengerti bagaimana rasanya situasi ini.
Semuanya berawal pada hari itu, hari yang sial, sekaligus beruntung itu.

Komentar